Sunday, November 6, 2016

Pengertian Frasa beserta Ciri-Ciri dan Jenisnya

Frasa atau yang phrase dalam Bahasa Inggris  adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi, maksudnya kedua kata tersebut hanya menduduki satu jabatan kalimat.

Penulisannya Frasa ya bukan Frase, terkadang masih banyak yang salah dalam hal sepele seperti ini.

Contoh Frasa:
Nenek saya
pohon rindang

Ciri-ciri Frasa

Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu :
  1. Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
  2. Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
  3. Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
  4. Bersifat non-predikatif.

Jenis-jenis Frasa

Frasa berdasarkan jenis/kelas kata

  • Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
    1. Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungilhari seninbuku dua buahbulan pertama, dll.
    2. Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajibansandang pangan, 'lahir bathin, dll.
    3. Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat

  • Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
    1. Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari. b). Kami membaca buku itu sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.
    2. Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
    3. Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju. b). jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
  • Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti : agakdapatharuslebihpaling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
    1. Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekaliindah nianhebat benar, dll.
    2. Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekaraman tentrammakmur dan sejahtera, dll
    3. Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan. Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dan tempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.

  • Frasa Adverbial
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besarkurang pandaihampir baikbegitu kuatpandai sekalilebih kuatdengan banggadengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

  • Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini terdiri atas 3 jenis yaitu :
    1. Modifikatif, misal kalian semuaanda semuamereka semuamereka itumereka berdua.
    2. Koordinatif, misal engkau dan akukami dan merekasaya dan dia.
    3. Apositif, misal :
a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.
  • Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas :
    1. Modifikatif, contoh : a). Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban. b). Kami membeli setengah lusin buku tulis.
    2. Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurbankan. b). Dua atau tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu.
  • Frasa Interogativ Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada kata tanya. contoh : a). Jawaban dari apa atau siapaciri dari subjek kalimat. b). Jawaban dari mengapa atau bagaimana merupakan pertanda dari jawaban predikat.

  • Frasa Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh dua kata yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja. b). Kami pergi kemari atau kesana tidak ada masalah.

  • Frasa Preposisional Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh kata depan yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Petualangan kami dari dan ke Jawa memerlukan waktu satu bulan. b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untukmasyarakat umum.

Frasa berdasarkan fungsi unsur pembentuknya

Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa terdiri dari beberapa macam, yaitu :

  • Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh frasa : kuda hitam (DM), dua orang (MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
    1. Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung(DM), tiga ekor (MD).
    2. Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Alip si penari ular sangat cantik., kata Alip posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M).
    3. Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibuwarta berita, dll.
  • Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandungkepada temandi kelurahan, dll.
Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung/dimiliki unsur-unsur pembentuknya

Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi beberapa frasa, yaitu :

  1. Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ibu.
  2. Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.


Pengertian Preposisi (Kata Depan) dan Contohnya

Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.

Penggolongan


Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:
  1. Preposisi yang menandai tempat. Misalnya dikedari.
  2. Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untukguna.
  3. Preposisi yang menandai waktu. Misalnya hinggahampir.
  4. Preposisi yang menandai sebab. Misalnya demiatas.

Di, ke, dari

Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya. Kesalahan yang paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini", "di tempat", dibawah", "diatas", "ditengah", "kemana", "kesana", "kesini", "keatas", "kebawah" yang seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di tempat", di bawah", "di atas", "di tengah", "ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke atas", "ke bawah".
Perkecualian untuk hal ini adalah:
  • kepada
  • keluar (sebagai lawan kata "masuk", untuk lawan kata "ke dalam", penulisan harus dipisah, "ke luar")
  • kemari
  • daripada

Di mana, yang mana

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan "Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada."

Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang mana", dan sebagainya).

Penggunaan "di mana", "yang mana", dll. sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung untuk kepentingan itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, penggunaan bentuk "di mana" maupun "yang mana" harus dihindari, termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Kaidah tata bahasa Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk menerjemahkan "who", "where", "which", "whom" tanpa menggunakan kata "di mana". Contohnya seperti:
  • di mana → tempat
    1. Kami ke restoran di mana teman merayakan pesta ulang tahunnya. (seharusnya) Kami ke restoran tempat teman merayakan pesta ulang tahunnya.
  • di mana → dengan
    1. Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana Kris Aria sebagai presenternya. (seharusnya) Acara berikutnya adalah “ Kuis Remaja”dengan Kris Aria sebagai presenternya.
  • di mana → yang
    1. Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana mereka tertimpa bencana alam. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan kepada korban yang tertimpa bencana alam.
  • di mana → (subklausa)
    1. Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu mengadakan pelatihan; dalam pelatihan itu karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil.
  • yang mana → yang
    1. Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang mana dianggap melecehkan artis itu. (seharusnya) Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang dianggap melecehkan artis itu.
  • yang mana → sehingga/dan
    1. Koperasi itu harus berjalan dengan baik yang mana kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini. (seharusnya) Koperasi itu harus berjalan dengan baik sehingga kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini.
    2. Wisatawan mancanegara meningkat terus yang mana negara tujuan wisata pun bertambah. (seharusnya) Wisatawan mancanegara meningkat terus dan negara tujuan wisata pun makin bertambah.
Kekisruhan ini mungkin disebabkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947) yang mengharuskan penulisan diserangkai dengan kata yang mengikutinya, baik sebagai kata depan maupun sebagai awalan.
Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam sebagai kata tanya dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, dan dalam bentuk "di mana-mana". Contoh
  • Di mana ia menginap?
  • Kami akan berunding tentang di mana ia akan menginap.
  • Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
  • Ia dapat menginap di mana-mana.